Selasa, 05 Juli 2011

Kampus Idaman? Bagaimana sih?

Mengenakan jas almamater kebanggan, turun ke jalan dan berkoar di belakang megaphone untuk orasi aksi di sela kesibukan ngerjain tugas akhir/skripsi, dan dinyatakan loeloes dengan mengenakan toga kebesaran. Hal-hal itulah yang pertama kali melintas di benak sebagian besar orang ketika mendengar kata ‘mahasiswa’.
Masuk perguruan tinggi yang bonafid dan ‘tidak dipandang sebelah mata’ adalah idaman semua siswa sekolah menengah yang akan segera lulus setelah melewati tiga hari yang menentukan masa depan mereka. Siapa sih yang gak bangga dibilang gini, “Wih, anak kampus anu ya. Pasti pinter nih. Ajarin gue soal ini dong.”Dambakan”.
Ada pendapat lain? Kalau anda Nah, kalau boleh berpendapat, boleh kan saya mengutarakan uneg-uneg dan pendapat pribadi tentang kampus idaman yang selama ini menari-nari di benak saya?

1.Ada rupa ada harga, ada harga ada rupa. Pepatah tersebut menunjukkan pada kita bahwa untuk kualitas terbaik tentu kita harus ‘berkorban’ lebih. Daripada menekan biaya pendidikan dengan konsekuensi menurunnya kualitas, kenapa tidak dengan usaha peningkatan kesejahteraan rakyat yang tentunya akan berimbas positif pada semua sektor lain selain pendidikan? Untuk soal ini, penawaran beasiswa pendidikan dari perguruan tinggi yang bersangkutan menjadi nilai plus terutama untuk segmen masyarakat yang sensitif terhadap urusan finansial.

2. prestise sebuah kampus juga menjadi tolak ukur. Klise memang, tapi itulah realita. Kampus yang sudah ‘memiliki nama’ tentu akan lebih diminati ketimbang kampus lain yang namanya masih asing di telinga masyarakat (Maaf, tidak ada maksud mendiskreditkan kampus-kampus lain).
3.faktor jurusan kadang mengalahkan faktor sebelumnya yaitu prestise kampus. . Hal ini terbukti dengan kampus-kampus yang berlomba-lomba mendirikan jurusan yang ‘komersil‘ karena pasti diminati banyak calon mahasiswa. Kadang hal seperti ini membuat miris juga, mengingat keberadaan jurusan-jurusan lain menjadi termarginalkan. Pada intinya, para calon mahasiswa cenderung memilih untuk kuliah pada bidang ilmu yang diminatinya. Terlepas dari masalah kenapa mereka menyukai bidang itu.
4.soal kualitas. Sebenarnya untuk poin ini sifatnya berbanding lurus dengan poin sebelumnya yaitu biaya dan prestise. Kualitas pendidikan yang sempurna tentu memerlukan ‘pengorbanan’ yang tidak sedikit untuk mendapatkannya, dan juga berimbas pada naiknya prestise dan nilai kebonafitan kampus tersebut. Akreditasi dan sertifikasi bertaraf internasional konon dipercaya sebagai salah satu hal yang dilihat masyarakat untuk nge-judge kualitas suatu institusi pendidikan.
Demikian hal-hal yang saya rasa menjadi kriteria perguruan tinggi idaman. Kombinasi dari ketiganya dengan proporsi tepat dan tetap memperhatikan situasi dan kondisi para mahasiswa dan latar belakang keluarganya tentu bisa menjadi nilai tambah yang membuat prioritas nama institusi tersebut naik dalam daftar “Perguruan Tinggi yang Saya tertarik, silahkan berdiskusi di kolom komentar di bawah. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar